Total Tayangan Halaman
Jumat, 17 Agustus 2012
Sisi Indah Bapak Pembawa Plastik Sampah
Tak sengaja entah kenapa sore itu tanggal 16 agustus 2012 saya memutuskan pergi lari sore mengililingi kompleks rumah, di daerah Perum Sumbertaman Indah (hunian terbaik di kota Probolinggo),. setelah berselang beberapa menit berlalu tak sengaja nampak dari jauh terlihat orang tua dengan pungggung memakai baju koko dan peci, hal itu menambahkan keyakinan akan sesosok orang yang pernah saya jumpa dulu dan semakin dekat terlihat orang tua tersebut sedang membawa plastik yang sering digunakan untuk membungkus pakaian yang baru.
Ternyata orang tua itu adalah orang yang saya tahu sejak masih SD dulu, sekitar tahun 1999an lah., karena pada cerita ini orang tua itu sudah mulai menua maka diganti aja dengan bapak, biar terbaca lebih sopan.. :D beliau ini sudah saya tahu sejak zaman SD, okey saya cerita dulu gimana kondisi SD saya dulu biar nanti nangkap ceritanya enak (nyambung),. Hehe..
Saya bersekolah dasar di daerah mangunharjo berada di tengah kota kalau diasumsikan jarak dari rumah sekitar ± 10 km selain itu saya jelaskan lagi tentang daerah bernama mayangan, terletak paling ujung utara kota Probolinggo berbatasan dengan laut langsung disini juga dibangun TPI (Tempat Pelelangan Ikan) yang baru dan bagus sekali, nanti jika pengen cari segala macam ikan bisa disini kok. hehehe (promosi). :) , jarak dengan rumah sekitar ± 20 km.
Sewaktu masih SD ketika waktu pulang, seperti biasa siswa-siswi sebagaian berada di samping jalan menunggu jemputan dari orang tua atau menunggu angkutan umum untuk kembali pulang menuju rumah, ketika itu tak jarang melihat bapak melewati sekolah sedang membawa plastik yang dibawa ditangan atau dimasukkan dalam saku baju kokonya, karena sewaktu itu masih umur 10 tahunan jaman masih anak kecil saya tak jarang pula mengganggu bapak itu dengan guyonan khas anak kecil.. jawabnya bapak itu selalu diam dan menggerutu sendiri dengan kepala menunduk menghiraukan kami, hehehe (maklum anak kecil) dan hal itu bikin kami semakin liar untuk menganggu bapak tersebut.
Semakin bertambahnya usia yang berjalan ketika lagi kongkow atau muter-muter kota tidak jarang saya masih melihat bapak tersebut dijalan dan masih dengan plastiknya. Hingga sudah menginjak bangku kuliah ketika waktunya berpulang kampung kadang juga masih berpapasan dengan bapak itu dengan masih membawa plastik sampah tersebut, mungkin puncaknya pas kemarin bertemu dengan bapak itu dengan takjub melihat sisi positif yang dapat diambil untuk dikagumi, atas segala semangat dan kesederhanaan bapak itu. Mungkin dari kekaguman itu saya ingin menulis cerita tentang bapak dari segi positif sehingga dapat pelajaran buat saya dan buat pembaca yang mungkin membaca cerita ini :) :
1. Bertahan hidup hanya dengan Plastik Sampah
Terucap kata kagum membayangkan bapak itu, jika dilogikakan maka ketika saya tahu dengan bapak itu sewaktu masih sekolah dasar tahun anggap saya kelas 4 tahun 2000 dan sekarang tahun 2012 terakhir terlihat hampir sama dengan waktu dulu tidak terlihat semakin kurus atau semakin bertambah gemuk,. Jika hitung-hitung pendapatan bapak itu, jika plastik yang di dapat sebanyak 2 kg dalam sehari, maka uang yang didapat 2 x @ Rp 3000 = Rp. 6000 (sumber blogbarangbekas.blogspot.com) dan jika dikalikan dalam tiap bulan mendapat Rp 6000 x 30 = Rp 180000,- itu pun diperkirakan hasil yang didapat tanpa adanya libur, Wah cuma segitu dan bapak itu masih bisa hidup, membayangkan harga tiap makanan sekitar 4000an dan uang itu tersisa 2000an, maka tiap hari bapak itu makan sekali berarti, atau jangan-jangan bapak itu melakukan puasa setiap hari belum lagi kebutuhan papan dan sandang yang lain.
Sebagai mahasiswa yang sering selalu gagal dalam mengatur keuangan bulanan dengan baik maka saya kagum dengan bapak itu, dengan modal Rp 180.000,- tiap bulan yang dihasilkan dapat mencukupi 3 kebutuhan pokok (sandang, pangan dan papan) dan bertahan hingga sekarang di keadaan harga-haraga barang kebutuhan yang semakin mahal.. Subhannalah…. Hikmah yang dapat diambil adalah mensyukur dan menerima dalam setiap kehidupan, ketika kita dalam keadaan kekurangan ternyata ada seseorang yang masih merasa kurang dari kita dan mereka tidak mengeluh dalam keadaan tersebut.. :)
2. Tidak butuh Belas Kasihan
Dengan penghasilan minim belum pernah saya melihat bapak itu meminta-minta sesuatu kepada orang lain agar dikasihani, mungkin bagi bapak itu berpikir bahwa meminta-minta sesuatu yang memalukan dan agama tidak mengajarkan hal tersebut, ditengah makin maraknya segala penipuan berkedok meminta-minta sumbangan. Saya acungi jempol bagi bapak itu atas prinsipnya yang tidak ingin kasihani oleh orang lain dan selalu melakukan atas jerih payahnya sendiri. Sisi lain dari bapak itu dengan baju koko dan peci putih yang selalu menemani kemana bapak itu pergi melangkah mencari plastik-plastik sampah, kita patutnya menyadari bahwa dekatlah Tuhan selalu walau dalam keadaan susah selalu, maka Tuhan akan selalu menolong orang yakin dan selalu dekat dengannNya dalam kondisi susah. :)
Singkat kata banyak hal yang dapat diambil dari bapak itu untuk jadi bahan renungan dan semangat menjalani hidup,. dan semoga baik-baik saja dan diberi umur dan rezeki yang panjang. Harapan saya ketika ketemu kembali dengan bapak itu memberikan kelebihan rezeki dari saya untuk memebelikan sebuah peci baru dengan warna yang beda selain putih agar nampak terlihat modis bapak itu..
Semoga bermanfaat.. :)
Probolinggo, 17 Agustus 2012
Pukul 14.57 WIB
Langganan:
Postingan (Atom)